Jurnal Koefisien Kekentalan Zat Cair

https://tutorialadigari.blogspot.com/2018/11/jurnal-hukum-ohm-adinotral-gari-istp.html
KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunian-Nya, sehingga penyusunan peper ini yang berjudul “KOEFISIEN KEKENTALAN ZAT CAIR” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Paper ini dibuat untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah Praktikum Fisika Dasar di Jurusan Teknik Informatika, Institut Sains dan Teknologi TD. Pardede, Medan.
            Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Paper ini masih ada banyak kekurangan karena itu penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan Jurnal ini.
            Akhir kata penulis mengucapkan Terima kasih, dan semoga Paper ini dapat bermanfaat bagi Pembaca.










                                                                                    Medan,        Oktober 2018


                                                                                Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
DATA ASLI.................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 2
A.    Latar Belakang................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 4
A.    Viskositas........................................................................................... 4
B.     Konsep Viskositas............................................................................. 8
C.     Tekanan di Dalam Zat Cair................................................................ 14
D.    Tegangan Permukaan Pada Zat Cair.................................................. 15
E.     Hukum  Stokes.................................................................................. 15
F.      Data................................................................................................... 18
BAB III PENUTUP...................................................................................... 19
A.    Kesimpulan........................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA

                                                                                   




I.                   DATA ASLI
II.                JUDUL PERCOBAAN : KOEFISIEN KEKENTALAN ZAT CAIR
III.             TUJUAN PERCOBAAN :
Menentukan koefisien kekentalan (Coefisient of viscosity)
IV.             ALAT-ALAT :
a.       Tabung berisi zat cair
b.      Bola-bola kecil padat
c.       Mikrometer sekrup, Jangka sorong, Mistar
d.      Termometer
e.       Stopwatch
f.       Sendok saringan untuk mengambil bola-bola dari dasar tabung
g.      Timbangan torsi dan anak timbangan
h.      Arcometer untuk mengukur rapat zat cair











BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Koefisien kekentalan zat cair adalah sifat daya tahan zat cair terhadap aliran cairan. Koefisien kekentalan zat cair dihitung dengan membandingkan waktu yang digunakan zat cair tersebut untuk mengalir dan massa jenis (kerapatan) zat cair tersebut dengan nilai koefisien kekentalan zat cair lain yang telah diketahui.
Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas.
Viskositas memiliki alat ukur yang disebut viskometer yang berfungsi untuk mengukur koefisien gliserin, oli atau minyak. Viskositas banyak terdapat dalam kehidupan sehari-hari seperti sirup, minyak goreng dan oli. Viskositas berguna untuk kehidupan seperti sirup yang dikentalkan agar tetap awet.
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki suatu zat cair sehingga kecepatan bola berubah. Mula-mula akan mengalami percepatan yang dikarenakan gaya beratnya tetapi dengan sifat kekentalan cairan maka besarnya percepatannya akan semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan terminal. Hambatan-hambatan dinamakan sebagai kekentalan (viskositas). Akibaat viskositas  zat cair itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup drastic terhadap kecepatan batu. Hubungan antara kecepatan terminal dengan angka kekentalan dapat diperoleh dari Hukum Stokes
Aliran viskos, dalam berbagai masalah keteknikan pengaruh viskositas pada aliran adalah kecil, dan dengan demikian diabaikan. Cairan kemudian dinyatakan sebagai tidak kental (invicid) atau seringkali ideal dan diambil sebesar nol. Tetapi jika istilah aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan.
Untuk benda homogen yang dicelupkan kedalam zat cair ada tiga kemungkinan yaitu, tenggelam, melayang, dan terapung.












BAB II
PEMBAHASAN
A.    Viskositas
Viskositas (kekentalan) berasal dari kata Viscous. Suatu bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida. 
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas adalah ketebalan atau pergesekan internal. Oleh karena itu, air yang tipis memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang tebal memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut.
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita lihat lebih kental daripada minyak kelapa. Apa sebenarnya yang membedakan cairan itu kental atau tidak. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap yang lain.
Di dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti tegangan dan regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan karena partikel di dalamnya saling menumbuk. Bagaimana kita menyatakan sifat kekentalan tersebut secara kuantitatif atau dengan angka, sebelum membahas hal itu kita perlu mengetahui bagaimana cara membedakan zat yang kental dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah viskosimeter.
Jika sebuah bola dengan rapat massa dan dilepaskan dari permukaan zat cair tanpa kecepatan awal, maka bola tersebut mula-mula akan bergerak di percepat. Dengan bertambahnya kecepatan bola, maka bertambah besar pula gaya gesekan pada bola tersebut. Pada akhirnya bola bergerak dengan kecepatan tetap, yaitu setelah terjadi keseimbangan antara gaya berat, gaya apung (Archimides) dan gaya stokes.
Semakin besar koefisien kekentalan suatu fluida maka semakin besar gaya gesek yang ditimbulkan oleh fluida.  Viskositas juga dipengaruhi oleh perubahan suhu. Apabila suhu naik maka viskositas menjadi turun atau sebaliknya.
Terdapat hubungan antara lama waktu alir suatu fluida cair dan besar viskositasnya. Hal itu dirumuskan sebagai berikut:
h1 . t1 = h2 . t2
h1   = viskositas zat cair 1
h2   = viskositas zat cair 2
t1    = waktu alir zat cair 1
t2    = waktu alir zat cair 2

Satuan viskositas fluida dalam sistem cgs adalah dyne det cm-2, yang biasa disebut dengan istilah poise di mana 1 poise sama dengan 1 dyne det cm-2.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzZJEYUHnY2AIHdShTJzrRGtxS-8Glpw5ABneEUAXuodcymftIsA3nmugfhwCg5_8Cj85M_GyyJG5PF4EhSFDBQEKveTuLr2XkJT62jdcrh-LjWVZSbYXeuctF49oqsEt9-A5DnBkdo-g/s320/viskositas.png
             Setiap benda yang bergerak relatif terhadap benda lain selalu mengalami gesekan (gaya gesek). Sebuah benda yang bergerak di dalam fluida juga mengalami gesekan. Hal ini disebabkan oleh sifat kekentalan (viskositas) fluida tersebut. Koefisien kekentalan suatu fluida (cairan) dapat diperoleh dengan menggunakan percobaaan bola jatuh di dalam fluida tersebut.
Viskositas Gaya gesek yang bekerja pada suatu benda yang bergerak relatif terhadap suatu fluida akan sebanding dengan kecepatan relatif benda terhadap fluida :
F = – b . v
dimana :
F = gaya gesek yang dialami benda.
b = konstanta gesekan.
v = kecepatan benda. 

Fluida adalah zat alir yang dapat mengalir (zalir), yang dapat berupa gas ataupun zat cair. Salah satu sifat yang dimiliki oleh setiap zalir (fluida) adalah viskositasViskositas merupakan sifat fluida yang menghambat fluida tersebut saat mengalir. Nilai koefisien viskositas suatu fluida sangat bergantung pada suhu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas :
1.      Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
2.      Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
3.       Berat molekul solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan sehingga manaikkan viskositas.
4.       Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.

            Jika ada jarak antara fluida (cairan atau gas) dengan benda lain selalu terjadi kakas yang melawan gerak tersebut yang di sebut kakas kekentalan. Bila sebuah benda yang berbentuk bola, bergerak dengan kecepatan rendah di dalam suatu medium (cairan atau gas) yang tetap sifat-sifatnya besar kakas kekentalan. gaya gesekan yang dialmi benda dapat dirumuskan sebagai berikut :
Fv = -6πὴr.v
Keterangan :
F­­­v         = gaya gesekan yang bekerja pada bola
ὴ          = koefisien kekentalan fluida
r           = jari-jari bola
v          = kecepatan bola relative terhadap fluida
Rumus di atas dikenal sebagai hukum stokes. Tanda minus menunjukkan arah gaya F­v yang berlawanan dengan arah kecepatan (v). pemakaian hukum stokes memerlukan beberapa syarat, yaitu:
1.      Ruang tempat medium tidak terbatas (ukurannya cukup luas dibandingkan dengan ukuran benda)
2.      Tidak ada turbulensi didalam fluida
3.      Kecepatan v tidak besar, sehingga aliran masih laminar                    
Satuan SI untuk Fv adalah newton meter-2 detik atau N.M-2s. Nilai ὴ tergantung pada jenis cairan dan terpengaruh suhu. Dalam metode bola jatuh, sebuah bola kecil di jatuhkan dalam tabung yang tinggi berisi cairan. Mula-mula kecepatannya rendah, tetapi percepatan gravitasi menyebabkan kecepatan bertambah, sehingga kakas Fv bertambah besar. Kakas yang di alami bola kakas gravitasi Fg (kebawah), kakas apung Fb (ke atas) dan kakas gesekan Fv (ke atas). Pada suatu niali tertentu, akan terjadi keseimbangan :
            Fg + Fb + Fv = 0
Dimana kakas ke bawah dianggap positif sehingga gaya resultan menjadi nol. Maka kecepatan bola tidak berubah lagi melainkan tetap pada nilai maksimum atau nilai akhir yang ditulis dengan Va (terminal velocity). Kakas Fg dan Fb dapat ditulis sebagai fungsi uji bola R, rapat bola ρ dan cairan ρo.
            Fg = 4/3 π R3 ρ g
            Fg = 4/3 π R3 ρo g

B.     Konsep Viskositas
            Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu dkk. Hal ini bisa dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng di atas lantai yang permukaannya miring. Pasti air ngalir lebih cepat daripada minyak goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng paha ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya kental menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas alias kekentalan cuma ada pada fluida riil (rill = nyata). Fluida riil/nyata tuh fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti air, sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida riil berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan Fluida Dinamis). Mirip seperti kita menganggap benda sebagai benda tegar, padahal dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya tidak ada benda yang benar-benar tegar/kaku. Tujuannya sama, biar analisis kita menjadi lebih sederhana.
Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koofisien viskositas adalah Ns/m2 = Pa.s (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk si koofisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (P). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P. Satuan poise digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Perancis, almahrum Jean Louis Marie Poiseuille (baca : pwa-zoo-yuh).
1 poise = 1 dyn . s/cm2 = 10-1 N.s/m2 Pada tabel didaftar koefisien viskositas beberapa  fluida. Untuk suhu yang lebih rendah umumnya zat cair menjadi lebih kental (koefisien viskositasnya lebih besar). Seperti yang diamati pada oli mesin, madu, dan fluida-fluida kental lainnya. Berlawanan dengan itu, gas biasanya berkurang kekentalannya  jika suhu turun. Makin kecil η fluida, makin mendekati fluida ideal; untuk fluida ideal η = 0.
Teori Dasar Viskositas merupakan suatu sifat fluida yang mendasari diberikannya tahanan terhadap tegangan geser oleh fluida tersebut. Viskositas sering diartikan sebagai kekentalan. Viskositas sebenarnya disebabkan oleh kohesi dan pertukaran momentum molekuler di antara lapisan-lapisan fluida dan pada waktu berlangsungnya aliran, efek ini terlihat sebagai tegangan tangensial atau tegangan geser di antara lapisan yang bergerak. Akibat adanya gradien kecepatan, akan menyebabkan lapisan fluida yang lebih dekat pada plat yang bergerak, dan akan diperoleh kecepatan yang lebih besar dari lapisan yang lebih jauh. Cairan yang mempunyai viskositas lebih tinggi akan lebih lambat mengalir didalam pipa dibandingkan cairan yang viskositasnya lebih rendah.
Sebuah benda yang bergerak dalam fluida yang punya viskositas lebih tinggi mengalami gaya gesek viskositas yang lebih besar daripada jika benda tersebut bergerak didalam fluida yang viskositasnya lebih rendah. Tujuan mempelajari viskositas ini adalah memahami bahwa benda yang bergerak di dalam fluida akan mendapatkan gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut. Selain itu, dapat menentukan koefisien kekentalan dari fluida. Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas antara lain adalah koefisien kekentalan zat cair itu sendiri, massa jenis dari fluida tersebut, bentuk atau besar dari partikel fluida tersebut, karena cairan yang partikelnya besar dan berbentuk tak teratur lebih tinggi dari pada yang partikelnya kecil dan bentuknya teratur. Selain itu juga suhu, semakin tinggi suhu cairan semakin kecil viskositasnya, semakin rendah suhunya maka semakin besar viskositasnya.  
Aplikasi Teori Aplikasi dari viskositas adalah pelumas mesin. Pelumas mesin ini biasanya kita kenal dengan nama oli. Oli merupakan bahan penting bagi kendaraan bermotor. Oli yang dibutuhkan tiap-tiap tipe mesin kendaraan berbeda-beda karena setiap tipe mesin kendaraan membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda. Kekentalan ini adalah bagian yang sangat penting sekali karena berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Sehingga sebelum menggunakan oli merek tertentu harus diperhatikan terlebih dahulu koefisien kekentalan oli sesuai atau tidak dengan tipe mesin. Memilih dan menggunakan oli yang baik dan benar untuk kendaraan bermotor merupakan langkah tepat untuk merawat mesin dan peralatan kendaraan agar tidak cepat rusak dan mencegah pemborosan.
Masyarakat umum beranggapan bahwa fungsi utama oli hanyalah sebagai pelumas mesin. Padahal oli memiliki fungsi lain, yakni sebagai pendingin, pelindung karat, pembersih dan penutup celah pada dinding mesin. Sebagai pelumas mesin oli akan membuat gesekan antar komponen didalam mesin bergerak lebih halus dengan cara masuk kedalam celah-celah mesin, sehingga memudahkan mesin untuk mencapai suhu kerja yang ideal.
Viskositas dari oli sangat diperhitungkan untuk meminimalisir gaya gesek yang ditimbulkan oleh mesin yang bergerak dan terkontak satu terhadap yang lain sehingga mencegah terjadinya keausan. Pada permesinan bagian yang paling sering bergesekan adalah piston, ada banyak bagian lain namun gesekannya tak sebesar yang dialami piston. Disinilah kegunaan oli. Oli memisahkan kedua permukaan yang berhubungan sehingga gesekan pada piston diperkecil. Selain itu, oli juga bertindak sebagai fluida yang memindahkan panas ruang bakar yang mencapai 1000-1600 derajat celcius ke bagian lain mesin yang lebih dingin, sehingga mesin tidak over heat (sebagai pendingin).
Pembersih mesin dari sisa pembakaran dan deposit senyawa karbon yang masuk dalam ruang bakar supaya tidak muncul endapan lumpur. Teknologi mesin yang terus berkembang menuntut kerja pelumas semakin lengkap, seperti penambahan anti karat dan anti foam.  Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan karena nilai viskositas masing-masing oli akan berkurang jika suhu cairan dinaikkan. Suhu semakin tinggi diikuti makin rendahnya viskositas oli atau sebaliknya.

Beberapa kriteria yang penting yang harus dipenuhi oleh oli antara lain :
1.      Viskositas harus cukup kental untuk menahan agar bagian peralatan yang  bergerak relatif terpisah, tetapi juga harus mencegah kebocoran dari segel.
2.      Fluida harus cukup pada saat awal yaitu pada saat peralatan masih dingin.
3.      Dapat membentuk film yang cukup kuat untuk pelumasan perbatasan.
4.      Tahan terhadap oksidasi suhu tinggi.
5.      Mengandung deterjen dan dispersan cukup untuk menyerap endapan atau lumpur yanga terbentuk.
6.      Tidak membentuk emulsi dengan air yang masuk dari segel yang bocor.

Tingkat kekentalan oli disebut Viscosity Grade, yaitu ukuran kekentalan dan kemampuan oli untuk mengalir pada temperatur tertentu menjadi prioritas terpenting dalam memilih oli. Kode pengenal oli adalah berupa huruf SAE yang merupakan singkatan dari Society of Automotive Engineers. Selanjutnya angka yang mengikuti dibelakangnya, menunjukkan tingkat kekentalan oli tersebut. Misalnya oli yang bertuliskan SAE 15W-50, berarti oli tersebut memiliki tingkat kekentalan SAE 10 untuk kondisi suhu dingin dan SAE 50 pada kondisi suhu panas.
Semakin besar angka yang mengikuti kode oli menandakan semakin kentalnya oli tersebut. Sedangkan huruf W yang terdapat dibelakang angka awal, merupakan singkatan dari Winter. Dengan kondisi seperti ini, oli akan memberikan perlindungan optimal saat mesin start pada kondisi ekstrim sekalipun. Sementara itu dalam kondisi panas normal, idealnya oli akan bekerja pada kisaran angka kekentalan 40-50 menurut standar SAE.

Aliran cairan viskositas dapat dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu :
1.      Aliran laminer  atau aliran kental.
Menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil.
2.      Aliran turbulen
Menggambarkan laju aliran yang besar melalui pipa dengan diameter yang lebih besar.

Dengan kata lain pembagian ini ialah pertama bagian air yang mengalir seakan-akan mengikuti suatu garis tak putus, bik lurus maupun melengkung. Ada bagian-bagian yang alirannya berputar-putar dengan putaran yang tidak jelas ujung dan pangkalnya.
Aliran yang mengikuti suatu garis (lurus ataupun melengkung) yang jelas ujung dan pangkalnya disebut aliran garis arus atau dalam bahasa Inggris disebut aliran Streamline. Secara lebih cermat dikatakan bahwa aliran garis arus adalah aliran yang tiap partikel yang melalui suatu titik mengikuti suatu garis yang sama seperti partikel-partikel lain melalui titik itu. Selain itu, pada aliran garis arus arah gerak partikel-partikel itu sama dengan arah aliran secara keseluruhan. Garis yang dilalui oleh partikel-partikel itu pada aliran seperti ini disebut garis arus.
Berbeda dengan  aliran  garis  arus, ada  aliran yang  disebut  aliran  turbulent. Aliran turbulent ditandai oleh adanya aliran berputar. Ada partikel-partikel yang arah geraknya berbeda, bahkan berlawanan dengan arah gerak keseluruhan fluida. Jika aliran turbulent maka akan terdapat pusaran-pusaran dalam gerakannya dan lintasan partikel-partikelnya senantiasa berubah. Aliran turbulent menggambarkan laju aliran yang beasar melqlui pipa dengan diameter yang lebih besar.
Sifat dari fluida sejati adalah kompersibel, artinya volume dan massa jenisnya akan berubah bila diberikan tekanan. Selain itu juga fluida sejati mempunyai viskositas yaitu gesekan di dalam fluida sedangkan dalam anggapan fluida ideal semua sifat-sifat ini diabaikan.
Viskositas di dalam zat cair disebabkan oleh gaya kohesi antar molekul dan di dalam gas disebabkan oleh pelanggaran-pelanggaran antar molekul yang bergerak dengan cepat. Terutama dalam arus turbulent, viskositas ini naik dengan cepat sekali hamper berbanding lurus dengan pangkat tiga kecepatannya. Makin besar kecepatannya, makin besar viskositasnya.
Viskositas zat cair lebih besar daripada gas. Viskositas gas sedemikian kecilnya sehingga sering diabaikan. Viskositas fluida bergantung kepada suhunya. Viskositas ini pada umumnya yaitu zat cair, yang umumnya berkurang jika suhunya naik. Tetapi sebaliknya viskositas gas lebih besar jika suhunya naik. Lapisan-lapisan gas atau zat cair yang mengalir saling berdesakan. Karena itu terdapat gaya gesek yang bersifat menahan aliran yang besarnya tergantung dari kekentalan zat cair tersebut.
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu dll. Tingkat kekentalan fluida dinyatakan dengan koefisien viskositas (h). Kebalikan dari Koefisien viskositas disebut fluiditas, , yang merupakan ukuran kemudahan mengalir suatu fluida.
Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik menarik antar molekul dan struktur cairan. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam kedudukan setimbang, maka sebelum sesuatu lapisan melewati lapisan lainnya diperlukan energy tertentu. Sesuai hokum distribusi Maxwell-Boltzmann, jumlah molekul yang memiliki energy yang diperlukan untuk mengalir, dihubungkan oleh factor e-E/RT dan viskositas sebanding dengan e-E/RT. Secara kuantitatif pengaruh suhu terhadap viskositas dinyatakan dengan persamaan empirik,
= A e-E/RT
A merupakan tetapan yang sangat tergantung pada massa molekul relative dan volume molar cairan dan E adalah energi ambang per mol yang diperlukan untuk proses awal aliran.

C.    Tekanan  di Dalam Zat Cair
Archimedes ( 287 – 212 SM ) adalah seorang keturunan Yunani. Ia menerima pendidikan di Alexandris yang merupkan tempat pengajaran kebudayaan Yunani. Ia menciptakan sekrup Archimedes untuk memompa air, menyatakan sifat – sifat katrol dan pengungkit, membangun sebuah model mekanis yang menirukan gaya bulan dan planet – planet, serta untuk memuaskan Raja Syaracure. Ia juga menemukan suatu cara untuk menentukan apakah mahkota raja terbuat dari emas asli atau bukan tanpa meleburkan mahkota tersebut yang selanjutnya sampai sekarang berkembang menjadi prinsip daya apung Arhimedes.
Penemuan – penemuan Archimedess banyak bermanfaat bagi kehidupan manusia. Salah satunya untuk  mempelajari fluida tidak bergerak (tidak mengalir). Pada fluida yang tidak mengalir, seperti zat cair yang berada dalam bejana yang tidak berlubang, terlihat secara langsung atau pun tidak langsung, tidak adanya perpindahan bagian – bagian zat itu. Dalam keadaan seperti ini fluida memiliki sifat – sifat tertentu.

D.    Tegangan Permukaan Pada Zat Cair
Molekul cairan yang terletak dipermukaan ditarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah. Karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya, dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis. Fenomena ini kita kenal dengan istilah Tegangan Permukaan.

E.     Hukum Stokes
Dalam fisika, ada dua macam. Pertama mengenai gesekan zat-alir terhadap benda yang bergerak di dalamnya, dan kedua mengenai pendaran cahaya. Apabila bola jatuh karena gaya berat, mula-mula v akan membesar dan akibatnya R juga membesar, sampai pada suatu saat gaya gesek ini sama besar dan berlawanan arah dengan gaya berat Mg (M ialah massa bola). Maka kedua gaya akan saling mematikan dan tidak ada gaya neto yang bekerja pada bola itu, sehingga bola akan turun dengan kecepatan maksimum yang konstan. Hukum Stokes sebenarnya diperuntukkan bagi zat alir yang cukup kental (berbagai minyak) dan gerakan benda yang bersifat laminar (tidak turbulen), namun secara kualitatif hukum ini menjelaskan juga gerakan pada terjun payung, maupun gesekan yang diderita mobil yang melaju. Makin lebar payungnya akan makin besar gesekannya, sehingga penerjun dapat makin lama berayun-ayun di angkasa. Turunnya seorang penerjun tidak benar-benar vertikal, di samping akibat adanya angin, juga akibat diubahnya bentuk payung (ada batasnya) oleh penerjun. Manuver terbatas ini memungkinkan penerjun jatuh pada sasaran yang diinginkan.
Dalam peristiwa pendaran (fluoresens), panjang gelombang cahaya yang dipancarkan oleh penyerap umumnya lebih besar daripada panjang gelombang cahaya yang diserap (cahaya pengeksitasi). Hukum Stokes ini mengenal kekecualian. Uap merkurium, misalnya, memancarkan cahaya pendaran yang tepat sama dengan cahaya yang diserap. Fluoresens ini disebut radiasi resonans. Beberapa garam uranil malahan memancarkan cahaya yang lebih pendek gelombangnya daripada cahaya yang diserapnya. Pertambahan energi yang diperlukan diambil dari energi termal larutan.
Hukum Stokes adalah berbunyi bila sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam maka terhadap bola itu akan bekerja gaya geser dalam bentuk gaya gesekan yang arahnya berlawanan dengan arah gerak bola tersebut.
Pada dasarnya fluida dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu fluida ideal dan fluida sejati. Fluida ideal akan dibicarakan tersendiri dalam mekanika fluida. Fluida sejati adalah fluida yang kompressibel, mempunyai kekentalan atau viskositas tertentu sehingga terjadi gesekan apabila bersinggungan dengan zat lain. Dengan memperhatikan sifat-sifat dari fluida sejati akan kita pelajari gejala-gejala yang terjadi.

Percobaan Stokes:
Stokes melakukan percobaan dengan cara melepaskan sebuah bola ke dalam fluida. Dari hasil percobaan, Stokes memberikan suatu hukum tentang besarnya gaya penahan/gaya penghambat fluida terhadap gerak bola akibat adanya gesekan antara permukaan bola dengan fluida. Besar gaya gesek fluida/gaya Stokes itu adalah:
Description: [image12.png]

Di antara salah satu sifat zat cair adalah kental (viscous) di mana zat cair memiliki koefisien kekentalan yang berbeda-beda, misalnya kekentalan minyak goreng berbeda dengan kekentalan oli. Dengan sifat ini zat cair banyak digunakan dalam dunia otomotif yaitu sebagai pelumas mesin. Telah diketahui bahwa pelumas yang dibutuhkan tiap-tiap tipe mesin membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda. Sehingga sebelum menggunakan pelumas merek tertentu harus diperhatikan terlebih dahulu koefisien kekentalan pelumas sesuai atau tidak dengan tipe mesin.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa koefisien kekentalan suatu fluida yang diukur dengan menggunakan regresi linear hukum Stokes. Sehingga data tersebut dapat digunakan sebagai bahan perbandingan untuk menentukan koefisien kekentalan zat cair yang dibutuhkan oleh tiap- tiap tipe mesin. Fluida yang digunakan adalah air, minyak goreng dan oli.
Jika sebuah benda berbentuk bola dijatuhkan ke dalam fluida kental, misalnya kelereng dijatuhkan ke dalam kolam renang yang airnya cukup dalam, nampak mula-mula kelereng bergerak dipercepat. Tetapi beberapa saat setelah menempuh jarak cukup jauh, nampak kelereng bergerak dengan kecepatan konstan (bergerak lurus beraturan). Ini berarti bahwa di samping gaya berat dan gaya apung zat cair masih ada gaya lain yang bekerja pada kelereng tersebut, ini adalah gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida.
Pada keadaan ini berlaku persamaan:
Jika saat kecepatan terminal telah tercapai, maka berlaku prinsip Newton tentang GLB (gerak lurus beraturan):
FA + FS = W
Jika ρb menyatakan rapat massa bola, ρf menyatakan volume bola, serta g gravitasi bumi, maka berlaku Persamaan:
W = ρb.Vb.g
V =  (ρ – ρo)
ρ    = rapat massa bola
ρo  = rapat massa fluida   
F.     DATA
Jenis cairan      :  Minyak Goreng
Bola besar
D
R
M
t1(det)
t2(det)
t3(det)
t(det)
1
5,35
2,675
3,5
01
0,4
0,4
1,8 det
2
4,3
2,15
2,7
0,4
0,5
0,5
1,4 det
3
4,8
2,4
2,8
00,5
0,4
0,3
1,2 det
4
4,4
2,2
2,9
0,4
0,4
0,3
1,1 det
Bola Sedang
D
R
M
t1(det)
t2(det)
t3(det)
t(det)
1
2,29
1,45
2,2
0,4
0,4
0,3
1,1 det
2
2,25
1,125
2,1
0,4
0,4
0,2
1 det
3
2,28
1,14
2,2
0,4
0,3
0,2
0,9 det
4
2,20
1,1
2,2
0,2
0,2
0,1
0,5 det











BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas adalah “Ketebalan” atau “pergesekan internal”. Oleh karena itu, air yang “tipis”, memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang “tebal”, memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas adalah kekentalan lapisan-lapisan fluida ketika lapisan tersebut bergeser satu sama  lain. Viskositas juga merupakan gesekan dalam fluida. Besarnya viskositas menyatakan kekentalan fluida. Gesekan yang terjadi dapat memberi hambatan pada fluida jika bersinggungan dengan sebuah benda.
Secara matematis, besarnya viskositas dinyatakan dengan gaya yang diperlukan untuk menggerakan lapisan fluida:
F = kηv
Dengan:
F = gaya untuk menggerakan lapisan fluida (N)
v = kecepatan fluida (m/s)
η = koefisien viskositas (Ns/m2)

1        Bila bola dijatuhkan dikekentalan minyak bola akan lebih lambat jatuhnya dari pada bola dijatuhkan di air atau medium yang kekentalannya lebih rendah.
2        Bola yang lebih besar akan lebih cepat turun dari pada bola yang lebih kecil karna gaya grvitasinya besar












Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Lensa

Pulau Tello