Jurnal Lensa
KATA
PENGANTAR
Puji dan
syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan
Karunian-Nya, sehingga penyusunan peper ini yang berjudul “KOEFISIEN KEKENTALAN
ZAT CAIR” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Paper ini dibuat untuk memenuhi
persyaratan Mata Kuliah Praktikum Fisika Dasar di Jurusan Teknik Informatika,
Institut Sains dan Teknologi TD. Pardede, Medan.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan Paper ini masih ada banyak kekurangan karena
itu penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan Jurnal ini.
Akhir kata
penulis mengucapkan Terima kasih, dan semoga Paper ini dapat bermanfaat bagi
Pembaca.
Medan, Oktober 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR
ISI............................................................................................... ii
DATA
ASLI................................................................................................ 1
BAB
I
A. Pendahuluan..................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Lensa.............................................................................. 4
B. Jenis-Jenis
Lensa.............................................................................. 4
C. Kekuatan
Lensa................................................................................ 20
D. Lensa
Sederhana.............................................................................. 21
E. Data.................................................................................................. 22
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................... 23
DAFTAR
PUSTAKA
I.
DATA ASLI
II.
JUDUL PERCOBAAN : LENSA
III.
TUJUAN PERCOBAAN :
a. Menentukan
Jarak Fokus Lensa
b. Mengenal
Abreasi (cacat bayangan)
c. Mengurangi
Aberasi dengan Diafragma
IV.
ALAT-ALAT :
a. Bangku
Optik
b. Jepitan
Lensa
c. Lensa
Positif dan Negatif
d. Lampu
Pijar
e. Layar
f. Diafragma
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Lensa atau sering
disebut kanta adalah sebuah alat untuk mengumpulkan atau
menyebarkan cahaya, biasanya dibentuk dari sepotong gelas yang dibentuk. Alat sejenis
digunakan dengan jenis lain dari radiasi elektro
magnetik juga
disebut lensa, misalnya, sebuah lensa gelombang mikro dapat dibuat dari "paraffin
wax".
Lensa
paling awal tercatat di Yunani
Kuno, dengan sandiwara Aristophanes The
Clouds (424 SM) menyebutkan sebuah gelas
pembakar (sebuah lensa
cembung digunakan
untuk memfokuskan cahaya matahari untuk menciptakan api).
Tulisan Pliny the Elder (23-79) juga menunjukan bahwa gelas-pembakar juga dikenal Kekaisaran Roma, dan disebut juga apa yang kemungkinan adalah sebuah
penggunaan pertama dari lensa
pembetul : Nero juga diketahui menonton gladiator melalui sebuah emerald berbentuk cekung (kemungkinan untuk memperbaiki myopia).
Seneca the Younger (3
SM - 65) menjelaskan efek pembesaran dari
sebuah gelas bulat yang diisi oleh air. Matematikawan muslim
berkebangsaan Arab Alhazen (Abu Ali al-Hasan Ibn Al-Haitham), (965-1038) menulis teori optikal pertama dan
utama yang menjelaskan bahwa lensa di mata manusia membentuk sebuah
gambar di retina. Penyebaran penggunaan lensa tidak terjadi sampai
penemuan kaca mata, mungkin di Italia pada 1280-an.
Lensa
adalah benda bening yang tembus cahaya dengan bentuk permukaannnya merupakan
garis sferis. Garis hubung antara pusat lengkungan kedua permukaan disebut
sumbu utama. Bayangan yang dibuat oleh permukaan pertama merupakan benda untuk
permukaan kedua. Permukaan kedua akan membuat bayangan akhir. Lensa dibedakan
menjadi dua macam, lensa tebal dan lensa tipis.
Lensa
dipelajari karena sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Lensa dapat
membantu kita beraktifitas maupun dengan pekerjaan yang terutama berhubunngan
dengan optik. Contoh sederhana dan mudah dari aplikasi lensa ialah pada kaca
mata. Selain kaca mata, alat optik lain yang tak luput dari penerapan lensa
yaitu mikroskop, teropong, lup, dan banyak lagi yang lain.
Pada
percobaan menggunakan lensa kali ini, diantara benda dan layar ditempatkan
sebuah lensa cembung. Bila benda tersebut digeser-geserkan sepanjang garis
pisah benda dengan layar, maka akan terdapat dua kedudukan lensa yang
memberikan bayangan yang jelas pada layar. Bayangan yang satu diperbesar,
sedangkan yang lain diperkecil. Pada lensa cembung, layar digeser-geser
sehingga didapatkan bayangan dari benda setelah melewati lensa cembung. Bila
kemudian ditempatkan sebuah lensa cekung diantara lensa cembung dan layar, maka
bayangan lensa cembung akan menjadi benda lagi bagi lensa cekung. Bayangan oleh
lensa cekung dapat ditangkap lagi pada layar dengan menggeser-geser kedudukan
layar tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Lensa
Lensa merupakan
benda bening yang dibatasi oleh dua buah bidang lengkung. Dua bidang lengkung
yang membatasi lensa berbentuk silindris maupun bola. Lensa silindris bersifat
memusatkan cahaya dari sumber titik yang jauh pada suatu garis, sedangkan lensa
yang berbentuk bola yang melengkung ke segala arah memusatkan cahaya dari
sumber yang jauh pada suatu titik.
Lensa merupakan benda bening
yang dibatasi oleh dua buah bidanglengkung. Dua buah lengkung yang membatasi
lensa berbentuk silindrismaupun bola. Ada dua jenis lensa yaitu lensa cembung
dan lensa cekung. Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal
dari pada bagian tepinya. Sinar sinar bias lensa cembung
bersifat mengumpulkan (konvergen). Sedangkan lensa cekung adalah lensa yang
bagian tengahnya lebih tipis daripa bagian tepinya. Sinar-sinar bias lensa
cekung bersifat memancar (divergen).Penelitian sebelumnya tentang lensa cekung
dan lensa cembungdilakukan oleh Diana Rolis pada tahun 2012. Penelitian
tersebut bertujuan untuk menentukan fokus lensa cembung dan lensa cekung. Hasil
penelitianyang dilakukan menunjukkan bahwa jarak antara lensa cekung dan lensa cembung
pada percobaan bayangan lensa cekung yaitu semakin jauh jarak benda maka
hasil bayangan yang terbentuk akan semakin kecil.
B.
Jenis-Jenis lensa
1. Lensa Cembung
Lensa Cembung adalah lensa
yang bagian tengah lebih tebal daripada bagian tepinya. Sinar-sinar bias lensa
cembung bersifat mengumpul (konvergen). lensa cembung digolongkan
menjadi :
a.
cembung rangkap (bikonveks).
b.
cembung datar (plan-konveks).
c.
cembung-cekung (konkaf-konvek).

a.
Sinar
Istimewa Lensa cembung

Pada gambar di atas adalah sinar istimewa pada lensa
cembung:
·
Gambar
a. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus (F1) di
belakang lensa.
·
Gambar
b. Sinar datang menuju titik fokus di depan lensa (F2) akan dibiaskan sejajar
sumbu utama.
·
Gambar
c. Sinar yang datang melewati pusat optik lensa (O) diteruskan, tidak
dibiaskan.
b.
Sifat Lensa Cembung
Di lensa
cembung sinar bisa datang dari dua arah sehingga terdapat 2 titik fokus. Kita
sepakat bagian lensa cembung depan sebagai tempat datang sinar dan bagian lensa
belakang tempat sinar dibiaskan.
Bila 3
sinar datang sejajar dikenakan di lensa cembung, berkas sinar-sinar tersebut
dibiaskan oleh lensa dan berpotongan atau menuju di sebuah titik. Titik fokus
yang berada di depan lensa cembung disebut titik fokus maya. Dan
titik fokus yang terletak di belakang lensa cembung disebut titik fokus
sejati.

1. Pada lensa cembung, sinar bisa
datang dari dua arah sehingga sehingga lensa cembung memiliki 2 titik fokus.
Lensa cembung bagian depan adalah tempat datangnya sinar dan lensa cembung
bagian belakang adalah tempat sinar dibiarkan.
2. Bila 3 sinar datang sejajar dan
diarahkan ke lensa cembung, maka berkas sinar tersebut akan dibiaskan oleh
lensa dan berpotongan atau menuju sebuah titik. Titik fokus yang berada pada
bagian depan lensa cembung disebut dengan titik fokus maya atau fokus pasif
(F2) dan titik fokus pada bagian belakang lensa cembung disebut dengan titik
fokus sejati atau fokus aktif (F1).
3. Lensa cembung bersifat konvergen
(mengumpulkan). Karena sinar yang datang melewati lensa cembung selalu
dibiaskan menuju ke satu titik atau mengumpulkan cahaya maka lensa cembung
disebut dengan lensa konvergen (mengumpulkan).
4. Jarak fokus lensa cembung selalu
positif karena tempat berpotongan atau tujuan sinar bias selalu terletak di
bagian belakang lensa cembung sehingga fokus lensa cembung adalah fokus sejati.
5. Besar pembiasan cahaya pada lensa
cembung dipengaruhi oleh indeks bias bahan lensa dan lengkung permukaan lensa.
Sedangkan indeks bias sendiri tergantung pada cepat rambat cahaya dalam lensa
tersebut.
6. Lensa cembung yang tebal akan
menghasilkan bias cahaya lebih besar dari pada lensa cembung yang tipis. Selain
itu, lensa cembung yang tebal juga akan menghasilkan panjang fokus lensa yang
lebih pendek dari pada lensa cembung yang tipis.
c. Sifat
Bayangan Lensa Cembung
1.
Benda
teretak diantara O dan F

A′B′ = bayangan maya di depan lensa (no. ruang bayangan = 4)
F1 = fokus di belakang lensa
F2 = fokus di depan lensaSifat bayangan: maya, tegak,
diperbesar
2. Benda terletak di antara F2 dan 2F2

Bayangan A′B′ bersifat: nyata,
terbalik, diperbesar
3.
Benda di antara F2 sampai dengan

Bayangan A′B′, bersifat: nyata, terbalik, diperkecil. Dari
ketiga lukisan tersebut: Jika
benda terletak di antara O dan F, sifat bayangan maya, tegak, diperbesa.
Jika benda terletak di
antara F dan 2F sifat bayangan nyata, terbalik, diperbesar.
Jika s = f bayangan tegak, maya, di tak hingga
Jika s = 2 f, bayangan terbalik, nyata, sama besar
Jika s > 2f, bayangan nyata, terbalik, diperkecil
Bayangan diperbesar |s′| > s, bayangan
diperkecil jika |s′| < s. (Keterangan: |–5| = 5 atau |5| = 5)
4. Benda
terletak di fokus di (F)

Benda terletak di fokus di
(F)Benda di fokus (s = f), bayangan yang mudah diamati adalah: maya, tegak, diperbesar.
5. Benda
terletak di 2 F (s = 2f)

Benda terletak di 2 F (s =
2f)Bayangan nyata, terbalik, sama besar Benda di 2F2, bayangan 2F1 bersifat :
nyata terbalik sama besar.
d.
Rumus Lensa Cembung
Berikut
ini rumus untuk mencari fokus lensa cembung:

nu adalah indeks bias udara atau air
R1 dan R2 adalah kelengkungan dari lensa cembung
Untuk
rumus mencari jarak bayangan pada lensa cembung
1/f = 1/s
+1/s’
Keterangan:
f = fokus lensa cembung
f = fokus lensa cembung
s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
Sifat bayangan yang dibentuk oleh
lensa cembung bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar.
Perbesaran pada lensa cembung (M)
M=S’/S
atau M=h’/h atau bisa dengan rumus M = f/ (s-f)
e.
Manfaat dan Penggunaan Lensa
Cembung
Orang
yang sudah tidak bisa membaca dalam jarak baca normal yaitu 25 cm, agar
bisa membaca dalam jarak 25 cm dibantu dengan kacamata lensa cembung (rabun
jauh / miopi). Para astronom menggunakan teropong dari dua lensa
cembung untuk mengamati benda langit, agar terlihat lebih jelas dan dekat.
Para
ahli biologi, pekerja laboratorium menggunakan mikroskop untuk mengamati
bakteri, dll. Digunakan pada lup atau kaca pembesar, misalnya tukang jam yang
mengamati komponen jam yang ukurannya kecil.
Masih
banyak manfaat dan penggunaan lensa cembung dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya periskop, slide proyektor, episkop, proyektor bioskop dan lainnya.
2.
Lensa Cekung
Lensa cekung
adalah lensa yang
bagian tengahnya lebih tipis ketimbang bagian tepinya yang lebih tebal. Lensa
cekung biasanya berbentuk lingkaran, walaupun ada juga lensa cekung yang tidak
berupa lingkaran. Lensa cekung seperti lensa cembung, umumnya terbuat dari kaca atau plastik
sehingga lensa mempunyai indeks bisa lebih besar ketimbang indeks bias udara.
Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis
daripada begian tepinya. Sinar-sinar bias lensa cekung bersifat memancar
(divergen). lensa cekung digolongkan menjadi :
a.
cekung rangkap (bikonkaf).
b.
cekung datar (plan-konkaf).
c.
cekung-cembung (konveks-konkaf).
Lensa cekung memiliki
bidang batas berbentuk datar maupun cekung pada kedua sisinya. Lensa cekung
bersifat menyebarkan cahaya sehingga disebut lensa divergen. Ciri-ciri lensa cekung dapat dilihat dari bentuknya, lensa cekung mempunyai ciri-ciri bagian tepi
tebal, bagian tengahnya tipis.
Lensa cekung juga memiliki dua titik fokus : titik fokus
aktif F1 terletak di depan lensa dan titik fokus
pasif F2 terletak di belakang lensa. Karena fokus aktif lensa cekung
F1 terletak di depan lensa maka fokus aktif lensa cekung adalah fokus
maya, dan jarak fokus lensa cekung f selalu bertanda negatif. Oleh karena
itu, lensa cekung disebut lensa negatif.
Bagian-bagian lensa cekung seperti lensa cembung, tetapi kedudukan
titik fokusnya terbalik. Oleh karena itu, titik fokusnya adalah titik maya.
Akibatnya, jarak fokus selalu diberi tanda negatif (-).
Lensa
cekung mempunyai sifat menyebarkan cahaya sehingga disebut sebagai lensa
divergen.

Cahaya
yang melalui lensa cekung dibelokkan ke arah tepi lensa atau menjauhi sumbu
lensa. Sinar datang sejajar dikenakan pada lensa cekung, sinar-sinar akan
menyebar seolah berasal dari satu titik yaitu Titik Fokus. Titik fokus lensa
cekung terletak di sisi yang sama dengan sinar yang datang sehingga titik fokus
lensa cekung mempunyai sifat maya atau
semu dan memiliki nilai negatif.
a.
Jenis-jenis Lensa Cekung

Ada 3
jenis lensa cekung seperti yang terlihat pada gambar diatas, yaitu cekung ganda, cekung datar, dan meniskus
cekung.
Bentuk
lensa cekung, diantaranya:
1. Bikonkaf atau cekung – cekung
2. Plankonkaf atau cekung – datar
3. Konveks – konkaf atau cekung –
cembung
b.
Sinar
Istimewa Lensa Cekung

Sinar-sinar
istimewa yang ada di lensa cekung seperti gambar diatas, penjelasannya:
Sinar datang sejajar sumbu utama
akan dibiaskan seolah-olah berasal dari titik fokus (di depan lensa).
Sinar datang seolah-olah menuju
titik fokus lensa pertama (F1) akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
Sinar yang datang melewati pusat
optik lensa (O) tidak dibiaskan.
c.
Sifat
Lensa Cekung
Seperti
yang disinggung diatas bahwa lensa cekung memiliki menyebarkan cahaya
atau lensa divergen. Karena sinar yang datang yang sejajar sumbu utama
akan dibiaskan menyebar seakan-akan berasal dari satu titik.

Lensa
cekung mempunyai 2 titik fokus. Titik fokus aktif (F1) berada di depan lensa
dan titik fokus pasif F2 berada di belakang lensa. Karena fokus aktif lensa
cekung (F1) terletak di depan lensa maka fokus aktif lensa cekung ialah Fokus
Maya dan jarak fokus lensa cekung (F) selalu mempunyai tanda Negatif.
Maka dari itu lensa cekung disebut lensa negatif.
d.
Sifat Bayangan (Pembentukan
Bayangan Lensa Cekung)
1. Benda
terletak lebih jauh dari titik pusat kelengkungan lensa ( 2F1 )

Bayangan
yang terbentuk bersifat maya, tegak, diperkecil, dan terletak di antara O dan
F1
2. Benda
terletak di antara titik pusat kelengkungan lensa (2F1 ) dan titik fokus lensa
(F1)

Bayangan
yang terbentuk bersifat bersifat maya, tegak, diperkecil dan terletak di antara
F1 dan O
3. Benda
terletak di antara titik fokus (F1) dan O

Bayangan
yang terbentuk bersifat maya, tegak, diperkecil, dan terletak di antara F1 dan
O
Rumus Lensa Cekung
Seperti pada lensa cembung, pada lensa cekung
berlaku rumus:

Keterangan:
s′
= jarak bayangan
s′
= (+) positif, bayangan nyata
s′
= (-) negatif, bayangan maya
s
= jarak benda
f
= jarak titik api, bernilai negatif
Perbesaran (m), rumusnya:

Keterangan:
h′ = (–) negatif, bayangan terbalik
h′ = (+) positif, bayangan tegak
m = (+) positif, bayangan tegak
m = (–) negatif, bayangan terbalik
4. Sifat
– sifat bayangan :
Maya ( s’ bertanda “-” )
Terletak
di depan lensa (s’ bertanda “-” )
Diperkecil ( M = 0,4 kali )
e. Manfaat dan Penggunaan Lensa
Cekung
Penggunaan lensa cekung sering dijumpai
pada orang-orang dengan miopi atau rabuh jauh, memanfaatkan lensa cekung
sebagai kacamata sehingga orang yang menderita miopi bisa melihat benda-benda
seperti mata normal. Selain itu, saat teropong bumi menggunakan lensa
pembalik, teropongnya terlalu panjang. Nah agar okuler teropong bumi pendek,
maka digunakanlah lensa pembalik yaitu lensa cekung.
Lensa meniskus (en: meniscus lens, ophthalmic lens)
atau lensa
cembung cekung,
dapat berupa lensa positif atau negatif yang bergantung pada radius speris
kedua bidang antarmuka. Pada nilai radius speris yang sama besar, sinar yang
merambat tidak akan dibiaskan. Lensa meniskus positif akan membiaskan sinar
seperti lensa cembung, lensa ini mempunyai bidang antarmuka cembung dengan
radius speris yang lebih kecil. Sebaliknya lensa meniskus negatif mempunyai
bidang antarmuka cekung dengan radius speris yang lebih kecil.
Lensa tipis (en: thin lens) adalah sebuah lensa dengan
ketebalan yang sangat kecil jika dibandingkan dengan nilai jarak fokusnya.
Lensa asperis (en: aspheric lens, asphere) yang
mempunyai bidang antarmuka dengan kelengkungan bidang yang bukan merupakan
bidang permukaan bola. Sebuah lensa asperis dapat mengurangi aberasi
speris atau aberasi
optis lainnya,
atau menggantikan kinerja beberapa jajaran lensa.
Sebuah
lensa cembung asperis.
a. Penampang lensa Fresnel
b. Penampang lensa plano konveks dengan
daya yang sama

Lensa
aksikon (en: axicon lens) adalah
lensa dengan bidang antarmuka berbentuk kerucut. Lensa aksikon akan
memproyeksikan sebuah titik menjadi garis sepanjang sumbu optis, dan mengubah
sinar laser menjadi bentuk cincin.[2] Lensa ini dapat dipergunakan untuk mengubah sorot
Gauss menjadi
seperti sorot
Bessel dengan
efek difraksi yang sangat kecil.[3][4]
Lensa
Fresnel adalah sebuah lensa yang dikembangkan oleh seorang fisikawan
berkebangsaan Perancis, Augustin
Jean Fresnel untuk
aplikasi pada mercusuar. Konstruksi lensa didesain dengan
panjang fokus yang pendek, jarak fokus tak terhingga dan tebal lensa yang
sangat tipis jika dibandingkan dengan lensa konvensional, agar dapat melewatkan
lebih banyak cahaya sehingga lampu mercusuar dapat terlihat dari jarak
yang lebih jauh.

1: Penampang lensa Fresnel
2: Penampang lensa plano konveks dengan daya yang sama
Menurut Smithsonian,
lensa Fresnel yang pertama digunakan pada tahun 1823 pada mercusuar
Cordouan di
tanjung muara
Gironde, sinar
cahaya yang dipancarkan mampu terlihat dari jarak 20 mil (32 km). Seorang
fisikawan Skotlandia, Sir
David Brewster,
memperkenalkan lensa ini untuk digunakan pada seluruh mercusuar di
daratan Inggris.
Sebelum
lensa Fresnel ditemukan, ide untuk membuat lensa yang lebih tipis dan ringan
yang tersusun dari beberapa bagian terpisah dalam sebuah bingkai, sering
disebut sebagai ide dari Georges
Louis Leclerc dan Comte
de Buffon.Fresnel menyempurnakan penyusunan
lensa-lensa konsentrik tersebut berdasarkan perhitungan zona Fresnel.
Lensa
Fresnel terbagi menjadi 6 kategori berdasarkan panjang fokusnya. Kategori yang pertama
merupakan lensa yang terbesar dengan panjang fokus 920 mm (36 inci). Kategori
yang terakhir dengan lensa terkecil mempunyai panjang fokus 150 mm (5,9 inci).
Pengembangan lensa Fresnel lebih lanjut menambahkan dua kategori lensa yang
baru yaitu lensa Fresnel mesoradial dan hyper radial.
Lensa
fotokromik (en: photochromic lens)
adalah lensa yang menjadi gelap saat terpajan (terpapar) sinar ultraviolet. Lensa perlahan kembali menjadi jernih seiring sirnanya
pajanan sinar UV tersebut.
Lensa
silindris adalah sebuah lensa yang membiaskan sinar cahaya yang merambat
melalui mediumnya hingga terfokus pada sebuah garis, bukan pada sebuah titik
seperti pada umumnya lensa cembung.
Lensa komposit adalah jajaran beberapa lensa yang
disusun sedemikian rupa untuk memberikan efek sinar cahaya tertentu. Lensa
komposit dapat terdiri dari dua buah lensa tunggal atau lebih.
Lensa
doublet adalah sebuah istilah yang digunakan pada bidang optika untuk menjelaskan sebuah lensa
komposit yang terdiri dari dua buah lensa sederhana dengan berbagai macam
kombinasinya. Lensa doublet yang paling umum adalah lensa doublet akromatikayang dapat meredam aberasi
kromatika dengan
sangat optimal.

Sebuah lensa doublet akromatika
Lensa
Barlow adalah sebuah lensa komposit yang ditemukan oleh seorang insinyur
berkebangsaan Inggris bernama Peter
Barlow yang
digunakan untuk meningkatkan bukaan suatu sistem optika. Lensa
Barlow biasa diletakkan persis sebelum jendela bidik (en: viewfinder) untuk meningkatkan jarak fokus jendela bidik. 

Sorot cahaya tanpa (merah) dan dengan (hijau) lensa Barlow
Lensa
Cooke triplet adalah lensa komposit yang dipatenkan oleh Dennis
Taylor, seorang
insinyur yang bekerja pada perusahaanCooke
of York pada
tahun 1893. Lensa Cooke triplet adalah lensa komposit pertama yang berhasil
meminimumkan aberasi
optis.

Lensa
Dialyt adalah sebuah lensa komposit yang terdiri dari empat buah lensa
tunggal yang didesain untuk meredam berbagai macamaberasi
optis. Sebuah
lensa komposit serupa dikembangkan oleh Taylor
Hobson dari
desain lensa Cooke triplet dan kemudian disebutlensa
Aviar.
Sedangkan lensa
Celor adalah
desain lensa Dialyt yang telah mengalami penyempurnaan.
C.
Kekuatan
Lensa
Satu diantara kita pasti memiliki
teman yang menggunakan kaca mata? Kekuatan lensa merupakan penerapan konsep
dalam menentukan ukuran kacamata. Kekuatan lensa atau daya lensa diberi simbol
P (Power), menyatakan kemampuan suatu lensa dalam mengumpulkan sinar (lensa
cembung) atau menyebarkan sinar (lensa cekung). Kekuatan lensa berbanding
terbalik dengan jarak fokus f dan dinyatakan secara matematis dengan persamaan:
Keterangan:
P = Kekuatan lensa (dioptri)
P = Kekuatan lensa (dioptri)
F = Jarak fokus
lensa
D.
Lensa Sederhana
Lensa sederhana (en: simple
lens, singlet lens) atau sering disebut lensa saja
adalah sebuah lensa tunggal speris.
Lensa sederhana dibedakan berdasarkan kelengkungan
kedua bidang antarmukanya. Sebuah lensa cembung(en: biconvex
lens) mempunyai dua bidang antarmuka yang cembung, lensa dengan dua bidang
cekung disebutlensa cekung (en: biconcave
lens). Jika salah satu bidang antarmuka datar (mempunyai radius yang tak
berhingga), maka lensa tersebut disebut lensa plano
cembung atau lensa plano
cekung. Lensa cembung
cekung mempunyai satu bidang antarmuka cekung dan
satu bidang antarmuka cembung, juga sering disebutlensa meniskus (en: meniscus
lens).
Lensa sederhana sangat rentan terhadap aberasi
kromatik dan aberasi optis lainnya.
1 - Symmetrical double convex
lens. 5 - Symmetrical biconcave lens.
2 - Asymmetrical double-convex
lens 6 - Asymmetrical biconcave lens.
3 - Plano- convex lens. 7 - Plano-concave lens.
4 - Positive meniscus lens. 8 - Negative meniscus lens.
E.
Data
1.
Menentukan jarak focus lensa (+)
No.
|
L
(cm)
|
s
(cm)
|
s1
(cm)
|
t
(cm)
|
1.
|
18 cm
|
43 cm
|
25 cm
|
2,5 cm
|
2.
|
16 cm
|
47 cm
|
31 cm
|
3,5 cm
|
3.
|
15,5 cm
|
51,5 cm
|
36 cm
|
4 cm
|
4.
|
15 cm
|
52,5 cm
|
37,5 cm
|
4,5 cm
|
5.
|
14,5 cm
|
56,5 cm
|
41,5 cm
|
5 cm
|
6.
|
14 cm
|
60,5 cm
|
46,5 cm
|
5,5 cm
|
2.
Menentukan jarak focus lensa (-)
No.
|
L
(cm)
|
s
(cm)
|
s1
(cm)
|
t
(cm)
|
a
(cm)
|
1.
|
10
cm
|
49,5
cm
|
39,5
cm
|
1
cm
|
14
cm
|
2.
|
7,5
cm
|
49,5
cm
|
42,5
cm
|
0,5
cm
|
25,5
cm
|
3.
|
15
cm
|
55,5
cm
|
38
cm
|
0,8
cm
|
14,5
cm
|
4.
|
15
cm
|
55,5
cm
|
40,5
cm
|
0,9
cm
|
13
cm
|
5.
|
15,9
cm
|
56,9
cm
|
41
cm
|
1
cm
|
12
cm
|
6.
|
20
cm
|
60,9
cm
|
40,9
cm
|
0,8
cm
|
12,5
cm
|
3.
Menentukan jarak titik focus lensa
gabungan (+)
No.
|
L
(cm)
|
s
(cm)
|
s1
(cm)
|
d
(cm)
|
s2
(cm)
|
s21(cm)
|
t
(cm)
|
1.
|
18
cm
|
37
cm
|
19
cm
|
40,5
cm
|
21,5
cm
|
15
cm
|
1,9
cm
|
2.
|
19
cm
|
40
cm
|
21
cm
|
45
cm
|
24
cm
|
15,5
cm
|
2
cm
|
3.
|
18,5
cm
|
43
cm
|
24,5
cm
|
52,3
cm
|
27,8
cm
|
16
cm
|
2,5
cm
|
4.
|
23
cm
|
43
cm
|
20
cm
|
49
cm
|
29
cm
|
14,5
cm
|
1,5
cm
|
5.
|
24
cm
|
47,5
cm
|
23,5
cm
|
30,5
cm
|
27
cm
|
20,5
cm
|
1,9
cm
|
6.
|
20,5
cm
|
50
cm
|
29,5
cm
|
53
cm
|
23,5
|
26,5
cm
|
2,5
cm
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Lensa
adalah salah satu system optic berupa medium yang dibatasi oleh dua atau lebih
permukaan bias yang memiliki sumbu utama bersama
Sifat dari lensa juga banyak dimanfaatkan sebagai alat optik.
Ada 2 jenis alat optik, yang dipakai berhubungan langsung dengan mata atau
memerlukan medium untuk dapat dilihat mata. Akan tetapi semuanya memiliki
fungsi yang sama yaitu membantu manusia untuk melihat segala sesuatu lebih
jelas. Untuk yang berhubungan lengsung dengan mata harus menghasilkan bayangan
maya,
a. Dapatkah
jarak focus lensa ( - ) ditentukan tanpa bantuan lensa (+) Dapatkah karena
untuk menentukan lensa ( - ) hanya dibutuhkan lensa ( - )
b. Besaran
yang perlu diukur teliti berdasarkan haga m pada lensa ( + ) dan lensa ( - )
begitu juga pada lensa gabungan , karena semua lensa mempunyai perbesaran
c. Jarak
titik focus dari persamaan yang berbeda ialah
F ( + ) : F ( - ) : F ( gab
) = 17,49 : 11 = 0,265
Komentar
Posting Komentar